Selasa, 01 Mei 2012

Semua Indah Pada Waktunya




Semua Indah Pada Waktunya…

Dulu, awal memiliki Arvind, aku sibuk mengajarinya supaya bisa cepat membaca. Bahkan dari bayi belum genap setahun, sudah ku-flash card matanya dengan banyak kata, berharap dia bisa cepat membaca. Tapi kata hatiku, aku akan berikan sesukanya, aku berharap dia lebih mencintai membaca kelak, ketimbang dia cepat bisa membaca.  Aku tidak berbangga dia harus bisa membaca di usia 2 tahun atau 3 tahun. Jika sekarang dia sudah bisa membaca,bahasa Indonesia dan kalimat pendek bahasa Inggris,  itulah keindahan waktu. Tugasku menjaganya untuk mencintai buku.

Dulu, Arvind takut sekali di kolam renang jika airnya lebih dari mata kakinya. Aku pikir, wah dia akan seperti aku, takut dengan air dalam. Tapi sekarang, dia sudah berani menyelamkan kepalanya ke bawah kolam renang. Bahkan terjun dari atas kolam renang ke dalam. Itulah keindahan waktu, tugasku untuk tidak terlalu banyak khawatir akan apa yang dia bisa atau tidak bisa

Dulu, Arvind susah sekali disuruh makan sendiri. Akupun jadi terbiasa menyuapinya, supaya cepat, pikirku. Tapi dalam hati, aku cemas dia tidak bisa menggunakan tangannya untuk makan sendiri, karena motorik halusnya kurang dilatih. Tapi beberapa waktu lalu, saat makan di Mc Donald, arvind minta makan sendiri, akupun mengiyakan, dan dia makan dengan lahap menggunakan tangannya sendiri sampai habis. Itulah keindahan waktu.

Dulu, saat akan melahirkan anak keduaku,Evan, aku khawatir Arvind harus ikut jemputan sekolah. Terbiasa mengantar- jemputnya ke sekolah setiap hari, membuatku deg-degan melepasnya sendiri. Apalagi dengan isu penculikan anak yang kerap terjadi, dan perasaan bahwa pak supir tidak bisa mengendarai mobilnya dengan hati-hati. Tapi aku berdoa, karena tak punya pilihan (ketimbang naik ojek motor-aku lebih tidak tenang), cuma bisa berdoa bahwa Tuhan akan menjaga anakku. Tepat 3 bulan, anakku baik-baik saja dan bahkan menikmati saat-saat pergi sekolah sendiri dan tidak aku tunggu. Itulah keindahan waktu. Aku hanya perlu sedikit berdoa, bahwa bukan hanya aku si penjaga anakku, tapi ada yang MAHA BESAR dari aku,yang turut menjaganya.Aku hanya perlu PERCAYA.

Dulu, aku sering menyemangati arvind untuk melepas roda sepedanya yang masih 4. Tapi dia belum mau. Apalagi setelah anak tetangga yang lebih muda umurnya (4th) sudah bisa naik sepeda roda dua, aku berusaha terus mengajarinya. Dulu, Arvind cepat bosan, apalagi semangat & emosinya mudah naik turun. Aku juga tidak mau memaksa. Tapi (dasar ibu-ibu) ketika anak tetangga lain juga bisa naik sepeda roda dua dengan cepat, aku kembali menyuruh arvind untuk latihan. Walau awalnya malas, tapi ternyata dia termotivasi juga melihat temannya yang lain sudah bisa naik sepeda roda dua. Jiwa berkompetisinya ada. Akhirnya, 25  Juni 2011, Arvind bisa naik sepeda roda dua sendiri. Aku bahagia sekali. Apalagi hari ini, setelah nginap 3 hari di rumah Eyangnya di Depok, ternyata Arvind sudah lebih lancar naik sepedanya. Sudah berani ‘ngebut’. Hehehe…

Itulah keindahan waktu.
Aku ini terlalu banyak khawatir. Padahal, semua akan indah pada waktunya,Mel…Ya..aku seharusnya tidak perlu terlalu banyak khawatir.  Kamu juga ya…^_^

**29 Juni 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar