Selasa, 01 Mei 2012

Belajar Itu.....




Ronaldo Cilik

Aku pernah nonton VCD biografinya Christiano Ronaldo. Selain ganteng, aku memang suka gaya Ronaldo memainkan bola. Dulu waktu belum terlalu jadi celebrity, permainan bola di kakinya sangat indah, alami, atraktif, selain wajah "nakal"nya yang antusias setiap bola menghampirinya. Walau sekarang sudah sedikit redup,karena terlalu tereksploitasi media menurutku, Ronaldo tetap legenda hidup sepakbola yang pernah ada, selain Pele, Maradona,& Messi. Kembali ke VCD.--> Di VCD itu, Ronaldo disebut tidak suka dan tidak pernah mendapat nilai bagus untuk pelajaran matematika dan bahasa Inggris. Setelah masuk klub, selain bermain/berlatih bola, para pemain juga diberi pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, layaknya sekolah pada umumnya. Menurut saya, ketidakbisaan Ronaldo di Bahasa Inggris dan Matematika, menjadi tidak tampak karena kejeniusannya memainkan bola.

Waktu SMA, waktu belajarku di asrama sangat banyak, karena memang kami, anak-anak asrama jarang boleh main ke luar asrama. Karena aku tidak punya pilihan lain selain belajar, nilai matematika, fisika, bahkan kimia (ke tiga pelajaran yang tidak aku sukai semua itu) seringnya mendapat nilai 8 dan 9 di raport-ku. Tapi rasa senang mendapat nilai 8 dan 9 itu, sekarang tidak ada artinya lagi karena kejeniusanku melupakan semua rumus dan teori-teori yang DULU sangat mudah aku hafalkan itu. Satupun tidak ada yang aku ingat. Tak satupun teman bahkan guru eksakta SMA ku mungkin yang ingat ada nilai 8 dan 9 di raportku dulu. Aku tidak dikenal lagi sebagai sang juara kelas saat ini. Aku seperti tidak tahu, kemana menguapnya semua yang aku pelajari waktu sekolah dulu.

Baru kemarin, anakku Arvind, mengatakan,"Mama, aku bosan ikut les jarimatika." Padahal baru dua bulan dia mengikutinya. Aku sudah menduga sebenarnya. Feelingku sering benar untuk merasakan hati anakku ini. "Arvind mau diajarin sama Ms.(miss) yang galak aja,"kata Arvind. "Siapa Ms. yang galak,"tanyaku. "Ms. Imel!", kata Arvind. Hhmmm sampai-sampai arvind lebih memilih aku yang mengajarkan dia matematika saat ini padahal aku pernah sangat tidak sabaran mengajarinya, sehingga aku ambil les jarimatika waktu itu.

Wuuuhhh...aku menghela nafas panjang...Aku peluk Arvind, dan tanya dia sekali lagi. Dia tetap pada pendiriannya. Aku sudah pernah mengambil free trial Kumon juga untuk Arvind dan Arvind bisa langsung masuk level 3A waktu di test saat itu..tapi aku tidak jadi mengambilnya karena model Kumon menurut aku belum cocok untuk Arvind saat ini di usianya yang 5.5tahun.Jika hanya memberi soal-soal, di rumah kami punya banyak buku untuk dikerjakan.

Setiap les renang, arvind selalu bersemangat. Sungguh-sungguh bersemangat. Jadi aku tahu, dia memang lebih suka kegiatan yang ada unsur fisiknya. Menurut aku metode jarimatika yang aku tahu seharusnya pasti menyenangkan,menarik, karena menggunakan fisik (tangan) utnuk belajar, jadi aku pikir mungkin hanya gurunya saja yang kurang kreatif bagaimana membuat anak 5 tahun ini tidak bosan kepada matematika, sehingga Arvind lebih memilih diajar oleh mamanya yang galak ini.


Anakku, jangan khawatir kamu tidak belajar sesuatu. Selama Arvind di rumah, aku memang banyak berguru pada arvind tentang arti pendidikan, arti belajar, arti hidup yang sesungguhnya. Karena Arvind pulalah, aku banyak bertemu guru-guru di dunia maya, yang memandang pendidikan secara berbeda, yang mencintai belajar sebagai sesuatu yang menyenangkan bukan membebani. Bahwa belajar tidak harus duduk rapi di meja, sambil mengerjakan puluhan soal, bahwa belajar tidak harus membuka buku-buku panduan, bahwa belajar bisa hanya dari menggambar, menonton film, browsing internet, mendengarkan lagu yang disukai, bermain dengan boneka, berkhayal menjadi sesuatu/bermain peran, berlari (bahkan adalah belajar kekuatan fisik), bermain sepeda.

senang naik sepeda
mereka pikir ini bermain, sebenarnya mereka juga sedang belajar
berkhayal bahwa boneka anjingnya adalah anjing betulan dan kursi itu adalah sled/sleigh nya..


Aku yang sudah puluhan tahun sekolah, belajar di meja, membaca ratusan buku, kadang gamang dengan apa yang sudah aku pelajari sesungguhnya.

Dari kisah Ronaldo & kisahku sendiri, aku sadari betul, yang membuat kita HIDUP nanti adalah "passion" kita pada sesuatu, "kecintaan" kita pada sesuatu yang lebih dari pada yang lain. AKu ingin anakku saat ini tahu betul apa yang dia sukai, apa yang dia cintai, apa yang membuatnya berkobar-kobar saat mengerjakan/melakukannya. Hingga nanti saat dia harus mandiri, dia sudah tahu dimanapassionnya, dan tidak ragu harus melakukan apa. Anakku, jangan khawatirkan hidupmu. Kamu pasti lebih baik dariku.

"BELAJARlah apa saja yang kamu minati, BELAJARlah dimana saja kamu sukai, BELAJARlah kapan saja kamu inginkan, belajarlah dari siapa saja yang mencerahkan. Karena belajar itu HAK, bukan KEWAJIBAN, karena BELAJAR itu MENYENANGKAN, bukan MEMBEBANI." (Quote dari rumahinspirasi.com)

Happy
Bermain Cilukba/Peek a Boo sangat baik untuk bayi. Mereka bermain tapi juga belajar sesuatu tanpa mereka sadari.
bermain (belajar) bersama "Belajar bermain bersama" Belajar Bersama saat Bermain.Belajar rebutan, belajar gantian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar