Selasa, 01 Mei 2012

BELAJAR DARI WIED HARRY



Kenal nama Wied Harry? Ya, beliau adalah konsultan gizi & pakar kuliner sehat alami, yang dulu ada acara kulinernya di TRANS TV, "HARMONI RASA" bersama Wied Harry.  Pelaku pola makan FOOD COMBINING, food stylist, penulis 50-an buku nutrisi & masak sehat alami dan penceramah ini jadi teman fesbukku akhir November 2010. Awalnya, saya agak pesimis di confirmed sebagai teman oleh beliau, seperti tokoh-tokoh terkenal lainnya yang pernah aku coba ADD FB nya. Ternyata tidak lebih dari 1 hari beliau langsung CONFIRMED dan tidak hanya itu, beliau menulis MESSAGE ke saya seperti ini:

     Salam sehat,
    Terima kasih sudah add saya sebagai kawan FB.
    Mohon maaf, mungkin kita sudah saling kenal tapi saya lupa, ini dengan siapa?

    Terima kasih dan banyak salam:
   Wied Harry

   Note:
    Jika berminat menjalankan pola makan sehat alami, silakan gabung ke milis-milis yang saya asuh, dengan cara mengirimkan email ke Food_Combining_Indonesia-subscribe@yahoogroups.com dan/atau Gizi_BayiBalita- subscribe@yahoogroups.com

Wah, saat itu aku kaget sekali karena dikirimi pesan seperti itu. Akh, paling asistennya yang tulis, aku pikir begitu. Setelah aku reply, ehhh ternyata dibalas lagi, wahh berarti beliau membalas sendiri emailnya, bukan dari asisten. 

Ada satu hal yang aku belajar dari Bapak Wied Harry. Di setiap status, foto yang beliau upload,Notes,yang beliau tulis dan MILIS Gizi Bayi Balita & Food Combining yang beliau koordinir, beliau rajin sekali membalas satu per satu komentar dan pertanyaan teman FB maupun anggota milis tersebut.

Tidak hanya menjawab pertanyaan dan komentar, yang aku takjub adalah beliau juga menghargai para 'jempolers' yang jumlahnya tidak sedikit itu (bisa 20,30,40 bahkan lebih dari 50 jempol) satu per satu ditulis nama lengkapnya dengan mengucapkan "terima kasih atas jempol sehatnya". Wahhh...saya salut sekali dengan kerajinan dan penghargaan yang pak Wied Harry berikan kepada setiap orang yang mampir ke WALL-nya, yang berkunjung ke STATUS-nya. 

Banyak dari kita menulis STATUS, tapi jika dikomentari temannya, malah tidak menjawab. Bukannya tidak punya pulsa, atau tidak ada waktu, karena sering setelah itu dia sudah nulis status berikutnya. Status sebelumnya dianggap angin lalu saja, dan orang yang berusaha memperhatikan "APA YANG KITA PIKIRKAN" di STATUS  sebelumnya terabaikan.. Padahal simpati orang lain untuk menanggapi status kita, selayaknya diperhatikan, walau hanya dengan ucapan terima kasih. 

Dulu, aku pernah nonton acara MATA NAJWA di Metro TV, tema tentang Marketing TWITTER, ada kata-kata narasumber BONDAN WINARNO, yang sangat menyentuh aku. "Dulu saya tidak mau Twitter-an atau FB-an, buat apa?Tapi sekarang, saya punya TWITTER, ternyata di luar sana, banyak sekali teman-teman yang kesepian,"kata Bondan. Beliau juga sebisa mungkin menjawab setiap pertanyaan atau komentar Follower-nya yang tentunya tidak sedikit. "Begitu banyak orang-orang di sana yang butuh diperhatikan, di-wong-ke . dan butuh disapa." 

Oh my God, orang-orang besar adalah orang-orang yang banyak memberi. Walau hanya memberi sapaan, jawaban, komentar, atau ucapan terima kasih. Kita ingin diperhatikan, ingin dihormati, diterima, seharusnyalah kita juga memberi perhatian, menghormati orang yang menulis/mengomentari status kita. Bahkan teman FB saya penulis MARISKA LUBIS (yang sering disingkat "ML" dan banyak berbicara/menulis tentang Seks) sering dikomentari/dilecehkan lewat tulisan di Status nya, tapi beliau kadang menanggapi pelecehan kata2 itu dengan,"Terima kasih sudah memposisikan saya seperti itu.." ..padahal kalau saya jadi beliau, pasti tidak akan saya tanggapi sesuatu berbau pelecehan apalagi itu menyinggung perasaan saya. 

Facebook adalah Buku Wajah kita...mau wajah seperti apa kita, bisa kita lihat di status-status atau apa yang kita sharing-kan ke dunia maya. Pembuatan nama "Facebook" tentunya mengandung makna yang dalam. Terima kasih pak Wied Harry, selain belajar tentang resep, saya juga ingin belajar menghargai orang lain, seperti Bapak. Salam sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar